Hadis ini cukup terkenal di kalangan orang-orang sufi. Padahal sebenarnya ia bukanlah hadis, ungkapan ini adalah perkataan Ali bin Abi Thalib. Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah perkataan Sahl bin Abdillah At Tustury, sebagaimana yang di sebutkan oleh al ‘Ajluny dalam “Kasyful Khafaa”
Hadis ini disebutkan secara marfuu’ tanpa sanad oleh al Ghazaly dalam beberapa bukunya, seperti: “al Ihyaa” (4/23), “al Munqidz min al Dhalaal” (10), “Fadhaa`il al Baathiniyyah” (45), begitu juga disebutkan oleh al Bathluusy dalam “al Hadaa`iq fii al Mathaalib al ‘Aaliyyah” (72, 125).
As Subky juga mencantumkannya dalam “al Thabaqaat” (6/357) dalam kumpulan hadis-hadis kitab “al Ihyaa`” yang ia tidak temukan sanadnya. Al ‘Iraaqy dalam “Takhriij al Ihyaa`” (3611) berkata, “Aku tidak mendapatkan hadis ini secara marfuu’ (sampai kepada Nabi), dan dinisbatkan kepada Ali bin Abi Thalib. Perkataan al Iraaqy ini mengesankan bahwa perkataan ini juga tidak valid dari Ali radhiyallahu ‘anhu.
Al Ghazy dalam “al Jaddu al Hatsiits” (573) dan al ‘Ajluuny (3209) menyatakan bahwa Ibnu ‘Asaakir meriwayatkannya secara mauquuf dari Ali, namun aku tidak menemukannya dalam kitab Tarikh dan kitabnya yang lain, bahkan aku mendapatkan riwayat itu darinya tanpa sanad.
As Sakhaawy dalam “al Maqaashid al Hasanah” (1240), As Suyuuthy dalam “ad Durar al Muntasyirah” (427) dan para ulama setelah mereka dalam tema hadis-hadis terkenal menyatakan bahwa ungkapan itu adalah perkataan Ali.
Al Albani mengatakan dalam “ad Dha’iifah” (102): Tidak memiliki asal.
Perkataan ini semakna dengan perkataan Sahl at Tustury yang disebutkan dalam “Thabaqaat as Shuufiyyah: (207) karya As Sulamy, al Baihaqy dalam “al Zuhdu al Kabiir” (515). Diriwayatkan juga oleh Abul Fahdl az Zuhry dalam “hadits” (710) dari perkataan Bisyr bin al Harits.
Abu Nu’aim dalam “al Hilyah” (7/52) meriwayatkan dari jalur al Mu’aafaa bin ‘Imraan, dari Sufyaan al Tsaury. Lihat: “Su`aalaat al Haakim”, Ad Daaraquthny (no. 4)
Dan dikatakan dalam “Kasyfu adz Dzunuun” (1/895, 2/1043): “Risalah dalam penjelasan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Manusia itu tidur…” karya Syaikh Syamsuddin al Kasy, ditulisnya dengan lisan ahli hakikat!”
Sumber: http://www.alukah.net/Sharia/0/51267/