Manusia, dengan fitrahnya yang suci dan akalnya yang sehat pasti akan bertanya tentang hakikat dirinya dan benda-benda yang ada di sekitarnya. Darimana dirinya datang? Kemana ia akan menuju? dan untuk apa ia hidup di dunia ini? adalah pertanyaan-pertanyaan krusial seorang manusia yang diberikan akal fikiran. Bagi manusia yang berakal atau benar-benar menggunakan akalnya dengan baik, pertanyaan-pertanyaan yang senantiasa menggelanyut dalam benaknya itu akan menuju kepada iman.
Allah dengan kuasa dan ilmu-Nya menurunkan kitab suci dan para utusan untuk memberikan penjelasan sejelas-jelasnya dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi. Seluruh manusia berasal dari Allah, dalam arti bahwa Allah yang menciptakan dan menghidupkan mereka dari asalnya tidak ada.
“Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat.”
(QS. Al Insan [76]: 1-2)
Manusia juga akan kembali kepada Allah; dalam arti mempertanggungjawabkan rekam jejaknya selama di dunia.
إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. Al Maidah [5]: 105)
ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
“Kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(QS. At Taubah [9]: 94)
Kemudian untuk beribadah kepada Allah mereka hidup di dunia yang fana ini; dalam arti taat dan mengikuti petunjuk pencipta-Nya. Dengan tegas Allah menyatakan,
وَمَاخَلَقْتُالْجِنَّوَالْإِنْسَإِلَّالِيَعْبُدُونِ
“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)
1 Komentar